Selasa, 30 November 2010

dua puluh satu!


Kemarin, 29 November 2010. Tepat 21 tahun sudah usia saya. Tua juga yaa. Hihi.
Eits eits tenang, gambar di atas itu bukan foto kue ulang tahun saya, nemu di Google aja pas banget namanya SARAH :)
Mantapp!
Cerita tentang ulang tahun saya nanti yaa kalau sempat. Yang jelas gini, saya bersyukur masih dikasih kesempatan hidup sama Allah. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi.. Aamiin..
Mohon doanyaaa! :)

self-disclosure

Saya adalah dari coklat. Makanan ringan yang banyak digemari orang, terutama anak-anak. Tak sulit mencarinya. Mau pilih rasa apa? Pahit, ada dark chocolate. Manis, ada white chocolate. Tergantung suasana hati saja. Sesekali mungkin mengejutkan, seperti kacang almond yang mengisi di dalamnya, tapi kejutan itu membuat rasa coklatnya semakin nikmat. Dipercaya memiliki khasiat meningkatkan dopamin, membuat yang memakannya merasa senang dan nyaman. Banyak yang menyarankan untuk tidak dikonsumsi secara berlebihan, namun rasanya yang enak selalu menimbulkan kerinduan untuk mengonsumsinya lagi, dan lagi.

Saya adalah dari doa yang tak pernah ragu terpanjat dan tak pernah henti terlantun. Pagi, siang, sore, malam. Suka, duka, sulit, mudah, sedih, bahagia. Lantunan penuh syukur ketika nikmat datang semoga bisa sebanding dengan lantunan kesabaran ketika ujian menghampiri. Menenangkan, menenteramkan, karena didasari pada keyakinan bahwa tak ada satu pun lantunan yang akan tertolak.

Saya adalah dari sebuah pertemuan. Seringkali diharap-harap, meski tak selalu begitu. Memberi secercah asa untuk merasakan kembali indahnya sebuah ikatan. Ada sapa, senyum, jabat tangan hangat, canda, juga tawa. Namun tentu ada pula sedih, duka, dan air mata. Apalagi ketika harus dihadapkan pada lawan peristiwanya: perpisahan.

Saya adalah dari adik kecil anak tetangga di depan rumah. Senang bermain, membutuhkan teman bermain, senang bercerita, membutuhkan teman bercerita, senang berkhayal, dan membutuhkan teman berbagi khayalan. Perlu seseorang yang menyayangi dan memperhatikannya serta dapat menghabiskan banyak waktu dengannya. Karena sesungguhnya ia sangat kesepian. Sebagian orang menganggapnya nakal, tetapi bagi yang telah mengenalnya dengan baik, ia adalah anak yang sangat manis. Selalu membuat rindu. Juga merasa kehilangan bila ia tidak menampakkan dirinya.

Saya adalah dari kamar tidur yang selalu dapat memberikan kenyamanan. Di dalamnya terdapat kasur tempat melepas penat dan lelah. Bersuhu hangat atau dingin, sesuai cuaca di luar. Tak lengkap keberadaannya tanpa bantal dan guling empuk yang saling melengkapi. Di sisinya terdapat lemari tempat menyimpan apapun yang dimiliki atau didapat dari luar. Untuk memasukinya, terlebih dahulu harus melewati sebuah pintu kokoh yang memiliki kunci tersendiri.

Saya adalah dari buku diary yang tak terhitung jumlahnya. Jumlah lembar, halaman, cerita, paragraf, kalimat, kata, dan huruf, serta tanda baca. Jumlah momen, senyum, tawa, canda, tangis, haru, bahagia, yang terekam, dan tentu saja jumlah hari yang membersamainya. Istimewa, tentu. Penuh makna, pasti. Tak seorang pun tahu di mana ia disimpan, kecuali pemilik dan Pemiliknya.


Saya adalah dari bulan yang muncul menggantikan matahari. Meski meminjam sinar dari matahari, tetap dapat menerangi malam gelap. Kehadirannya sering dinanti. Indah dan menjadi pertanda. Terutama ketika berbentuk bulat penuh, purnama. Bentuk lain seperti sabit pun tak kalah dinanti. Layaknya ukiran senyum cerah di atas langit membuat siapapun yang melihatnya akan ikut tersenyum dan tercerahkan.

Saya adalah dari orang yang menyeberang di jalan raya. Tengok kanan, tengok kiri, hati-hati. Tak selalu berjalan, kadang berlari, tergantung seberapa dekat jarak dengan kendaraan yang akan berlalu. Sesekali termenung dalam ketidaksadaran lalu kemudian akan terkejut ketika kendaraan membunyikan klaksonnya.

Saya adalah dari pantai dengan debur ombak dan gelombang samudera indah. Maha Karya Sang Pencipta. Selalu ramai dikunjungi. Tak hanya pagi hari kala sang surya terbit, tetapi juga di kala senja saat ia terbenam. Dikelilingi hutan mangrove yang sejukkan terik mentari siang hari, dihiasi pasir putih lembut, dan kerang-kerang kecil nan cantik, serta ditemani bayu yang hembusannya dapat membuai hingga ke alam mimpi.

Saya adalah dari sebuah kerelaan untuk memberi. Mengulurkan tangan untuk menolong, meorgoh kocek untuk berbagi, menyiapkan telinga untuk mendengar, memberikan pundnak untuk bersandar, dan meneteskan air mata untuk satu rasa. Walau kadang tak selalu diimbangi penerimaan akan sesuatu, memberi membuat hidup terasa lebih indah. Senyum manis tersungging dari yang diberi, sudah cukup sebagai balasan, menghadirkan rasa puas dan bahagis yang terlalu sulit untuk diungkapkan.

Saya adalah dari rasa takut dan pesimis. Tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mengambil risiko dan sulit memulai sesuatu. Terlalu termakan oleh bayangan kegagalan dan tidak tercerahkan -- bahkan sulit memvisualisasikan atau membayangkan kesuksesan. Terpenjara dalam rasa gelisah, cemas, dan kebingungan yang hebat. Namun di balik itu semua, ada keinginan kuat untuk lepas dari seluruh perasaan buruk yang membelenggu dan memiliki harapan menuju perubahan yang lebih baik.

Saya adalah dari kebahagiaan. Mungkin tak selalu dapat dilihat. Namun dapat dirasakan kehadirannya melalui indikator tertentu. Bukan hanya senyuman atau tawa yang tertampil. Air mata pun dapat menjadi suatu penanda. Lahir dari kehendak pribadi dan tak mesti dipengaruhi hal lain di luar diri. Bermuara pada ridho dan penilaian Sang Ilahi, tak sedikitpun memedulikan penilaian selain-Nya.


PS: Ini tugas Psikologi Konseling, melakukan self-disclosure.. Banyak yang agak maksa hihi tapi yaa namanya juga usaha :D

Minggu, 14 November 2010

scale of universe

bismillahirrahmanirrahiim..

Mampir sebentar. Mau share link yang luar biasa bikin saya merinding dan akhirnya nangis. Monggo di-klik.


Subhanallah.. Astaghfirullah.. YaAllah. Betapa kecilnya saya, betapa kecilnya kita, dibanding alam semesta ini.

Kamis, 04 November 2010

karena aku juga

Sosok merah itu sendiri. Di sudut halaman. Bersandar pada tembok.
Ku dekati ia, kupegang lembut tangannya. "Hei, sedang apa?"
Ia diam.
Aku coba bertanya lagi, "Apa kabarmu hari ini?"
Ia tetap diam.
"Hei.. Jawablah.. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"
Tak ada suara. Aku mulai putus asa.
"Baiklah kalau kau tidak mau menjawab. Kau mau aku terjemahkan semua diammu itu?"
"Aku tahu, kau merasa sendiri. Aku tahu, sekarang tak ada orang yang mengajakmu bermain dan berjalan-jalan. Aku tahu kau kesepian. Aku tahu itu semua sudah berlangsung dua bulan lamanya."
Hening.
"Kau merindukannya kan? Aku tahu. Karena aku juga."
Air mataku jatuh.

******
Sayup-sayup kudengar langkah kaki mendekat. Kak Vanya.
"Chika, ngapain kamu mojok sama sepeda Adik di sana?"

*******
Dua bulan kepergian Adik kembali pada Penciptanya.
...Dik, kakak kangen kamu. Sama seperti sepedamu di sini. Dia sendiri, tak bertuan lagi.